HAYATILAH....
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ
Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji), serta kamu pula beriman kepada Allah (dengan sebenar-benar iman). (Surah Ali `Imran: 110)
Thursday, August 26, 2010
BENDERA KEBENARAN (FLAG OF TRUTH)
Ana cukup meminati rancangan Flag Of Truth yang disiarkan setiap hari di TV OASIS jam 2.30-3.30 ptg. Siaran ulangannya pula pada jam 11.00 - 12.00 malam. Jika tahun lepas ditayangkan Qamar Bani Hashim tentang Sirah Rasululllah saw, Flag of Truth pula tentang kepimpinan dan zaman sahabat besar Khalifah Islam yang pertama iaitu Saidina Abu Bakar as Siddiq r.a.
Dipertontonkan kehebatan keimanan dan ketaqwaan para sahabat di dalam memperjuangkan agama Allah..masyaAllah..betapa cintanya mereka kepada Rasulullah saw dan Islam dan jika dibandingkan dengan keimanan dan amalan kita masyaAllah jauh berbeza....
Para sahabat dan tabien berjuang dengan sepenuh jiwa raga untuk Islam menghadapi ngolongan riddah (murtad) dan menyebarkan Islam. SubhanAllah..jika para sahabat dan tabien tidak menyebarkan Islam ke seluruh dunia, pastilah kita tidak menerima cahaya Islam..betapa besarnya pahala para sahabat dan generasi terdahulu kerana jihad dan keberanian mereka Islam sampai ke seluruh pelusok dunia . Empayar Rom dan Parsi yang cukup digeruni dan kuat berjaya dikalahkan bukan kerana tentera Islam ramai dan kuat tetapi kerana kesungguhan Jihad mereka dan pertolongan Allah yang diturunkan kepada mereka. Bahkan pernah apabila panglima Khalid al Walid ingin membawa bersama ketompokan tenteranya para sahabat, meninggalkan ketompokan tentera di Syam, ketua Tentera di Syam merayu supaya Khalid al Walid tidak membawa bersama semua Sahabat radhiallahu anhum kerana mereka sangat mengharapkan kesolehan dan mustajabnya doa para Sahabat Rasulullah saw. Ini membuktikan kebergantungan sepenuhnya mereka kepada Allah.
Demikianlah seorang Sahabat dan ulamak Tabien yang mulia merasai kemanisan dalam ibadah dan ketaatan kepada Allah di mana jiwa dan raganya diserahkan sepenuhnya kepada Allah swt.
Benarlah seperti sabda Rasulullah saw, Sesungguhnya nabi saw telah memuji para Tabien dengan sabdanya: “Sebaik-baik kurun adalah kurunku, kemudian orang-orang selepas mereka, kemudian orang-orang selepas mereka”.
Dalam episod hari ini, disiarkan kisah kewafatan Khalifah Abu Bakr As Siddiq...Ya Allah sedihnya terasa seolah-olah seperti sedang berhadapan secara langsung peristiwa kewafatan sahabat besar dan mulia ini....Betapa terasanya kehilangan seorang yang cukup dikasihi oleh Rasulullah saw. yang dipilih oleh Rasulullah saw sebagai Khalifah yang pertama bagi menggantikan pemerintahan Rasulullah saw.. Semoga Allah merahmatimu Ya Abu Bakr As Siddiq..
Tuesday, August 24, 2010
RAJIN-RAJINLAH MENUNTUT ILMU , WAHAI ORANG MELAYU
Tambah ILMU...(gambar sekadar hiasan..)
Dua Syarat Mendoakan Orang Kafir
Dalam kitab sirah Nabawiyyah terdapat kisah masuk Islamnya mantan pemuka (orang yang terkemuka) musyrikin Umar bin Khattab Radhiyallahu ’anhu. Sebelum beliau memperoleh hidayah iman dan Islam Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam pernah memohon kepada Allah Ta’ala agar salah seorang dari dua pemuka musyrikin kota Makkah memperoleh hidayah. Doanya diabadikan dalam hadits di bawah ini:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ
بِأَحَبِّ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ بِأَبِي جَهْلٍ أَوْ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ’anhu bahwa sesungguhnya Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam berdoa: “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan sebab kecintaan dua lelaki kepadaMu, yaitu dengan sebab ‘Amr bin Hisyam (Abu Jahl) atau dengan sebab ‘Umar bin Khattab.” (Riwayat At-Tirmidzi )
’Amr bin Hisyam atau Abu Jahal dan Umar bin Khattab Radhiyallahu ’anhu keduanya merupakan pimpinan musyrikin Quraisy di Makkah. Ketika kaum muslimin masih lemah dan berjumlah sedikit di Makkah kedua tokoh ini terkenal sering menganiaya para pengikut da’wah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam. Sebab mereka sangat fanatik membela agama nenek moyang Abdul Muthallib, yaitu agama menyembah berhala alias kemusyrikan. Dan keduanya sangat resah dan marah melihat kian hari kian banyak orang di Makkah yang meninggalkan kemusyrikan dan memeluk agama tauhid Al-Islam.
Menghadapi keadaan ini Nabi shollallahu ’alaih wa sallam malah mendoakan agar Allah ta’aala membalikkan hati salah seorang di antara mereka berdua. Dengan harapan jika salah satunya masuk Islam tentu mereka justru akan menjadi pembela dan pejuang Islam di baris terdepan. Mengingat bagaimana aktif dan semangatnya mereka membela kemusyrikan, alangkah baiknya seandainya semangat itu diarahkan untuk menguatkan barisan Islam. Maka Nabi-pun mengajukan permintaan itu kepada Allah ta’aala. Dan ternyata dikabulkan. Panah doa Nabi shollallahu ’alaih wa sallam melesat dan menghunjam ke dada Umar bin Khattab Radhiyallahu ’anhu. Dan selanjutnya kitapun tahu bahwa sejak keIslaman beliau ummat Islam untuk pertama kalinya berani menyatakan keIslaman mereka secara terbuka. Sebelum itu mereka senantiasa menyembunyikan keimanan dan keIslaman mereka. Subhanallah, alangkah besarnya jasa dan peranan Umar bin Khattab Radhiyallahu ’anhu...!
Pelajaran penting yang boleh kita petik dari kejadian ini ialah bahwa
Dua Syarat Mendoakan Orang Kafir
Dalam kitab sirah Nabawiyyah terdapat kisah masuk Islamnya mantan pemuka (orang yang terkemuka) musyrikin Umar bin Khattab Radhiyallahu ’anhu. Sebelum beliau memperoleh hidayah iman dan Islam Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam pernah memohon kepada Allah Ta’ala agar salah seorang dari dua pemuka musyrikin kota Makkah memperoleh hidayah. Doanya diabadikan dalam hadits di bawah ini:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ
بِأَحَبِّ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ بِأَبِي جَهْلٍ أَوْ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ’anhu bahwa sesungguhnya Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam berdoa: “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan sebab kecintaan dua lelaki kepadaMu, yaitu dengan sebab ‘Amr bin Hisyam (Abu Jahl) atau dengan sebab ‘Umar bin Khattab.” (Riwayat At-Tirmidzi )
’Amr bin Hisyam atau Abu Jahal dan Umar bin Khattab Radhiyallahu ’anhu keduanya merupakan pimpinan musyrikin Quraisy di Makkah. Ketika kaum muslimin masih lemah dan berjumlah sedikit di Makkah kedua tokoh ini terkenal sering menganiaya para pengikut da’wah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam. Sebab mereka sangat fanatik membela agama nenek moyang Abdul Muthallib, yaitu agama menyembah berhala alias kemusyrikan. Dan keduanya sangat resah dan marah melihat kian hari kian banyak orang di Makkah yang meninggalkan kemusyrikan dan memeluk agama tauhid Al-Islam.
Menghadapi keadaan ini Nabi shollallahu ’alaih wa sallam malah mendoakan agar Allah ta’aala membalikkan hati salah seorang di antara mereka berdua. Dengan harapan jika salah satunya masuk Islam tentu mereka justru akan menjadi pembela dan pejuang Islam di baris terdepan. Mengingat bagaimana aktif dan semangatnya mereka membela kemusyrikan, alangkah baiknya seandainya semangat itu diarahkan untuk menguatkan barisan Islam. Maka Nabi-pun mengajukan permintaan itu kepada Allah ta’aala. Dan ternyata dikabulkan. Panah doa Nabi shollallahu ’alaih wa sallam melesat dan menghunjam ke dada Umar bin Khattab Radhiyallahu ’anhu. Dan selanjutnya kitapun tahu bahwa sejak keIslaman beliau ummat Islam untuk pertama kalinya berani menyatakan keIslaman mereka secara terbuka. Sebelum itu mereka senantiasa menyembunyikan keimanan dan keIslaman mereka. Subhanallah, alangkah besarnya jasa dan peranan Umar bin Khattab Radhiyallahu ’anhu...!
Pelajaran penting yang boleh kita petik dari kejadian ini ialah bahwa
1) Ternyata Islam tidak melarang secara mutlak seorang muslim mendoakan kaum kafir non-muslim. Namun sudah tentu ada syaratnya.
Syaratnya ada dua:
pertama, hendaknya isi doa seorang muslim untuk orang kafir hanya berisi satu permohonan saja kepada Allah ta’aala. Yaitu permohonan agar si kafir mendapat hidayah iman dan Islam.
Dan kedua, hendaknya seorang muslim mendoakan orang kafir hanya ketika mereka masih hidup. Jangan berfikir untuk mendoakan seorang manusia yang telah meninggal dalam kekafiran.
Bagi seorang yang kafir satu-satunya perkara yang ia perlukan ialah mendapat hidayah iman dan Islam. Sebab bila ia hidup tanpa iman dan Islam maka apapun yang ia lakukan di dunia menjadi sia-sia saja. Allah ta’aala tidak akan memberi penilaian apapun atas kebaikan apapun yang dilakukan seorang manusia jika ia melakukannya tanpa iman. Maka jika seorang muslim mendoakan teman kerjanya atau tetangganya atau saudaranya non-muslim hendaknya hanya satu yang ia doakan: agar si non-muslim memperoleh hidayah sehingga masuk Islam.
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآَيَاتِ رَبِّهِمْ
وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا
”Katakanlah, "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.” (QS Al-Kahfi ayat 103-105)
Adapun syarat kedua, doakanlah orang kafir selagi mereka masih hidup. Jangan terlambat mendoakan mereka ketika mereka telah mati dalam kekafiran. Sedangkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam saja dilarang Allah ta’aala mendoakan bapa saudaranya yang sangat ia cintai, Abu Thalib, agar memperoleh ampunan Allah ta’aala. Hal ini terjadi sesudah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam berusaha mengajak Abu Thalib masuk Islam saat menghadapi sakaratul-maut.
لَمَّا حَضَرَتْ أَبَا طَالِبٍ الْوَفَاةُ جَاءَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَجَدَ عِنْدَهُ أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي أُمَيَّةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي طَالِبٍ يَا عَمِّ قُلْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ كَلِمَةً أَشْهَدُ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ فَقَالَ أَبُو جَهْلٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي أُمَيَّةَ يَا أَبَا طَالِبٍ أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَلَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْرِضُهَا عَلَيْهِ وَيَعُودَانِ بِتِلْكَ الْمَقَالَةِ حَتَّى قَالَ أَبُو طَالِبٍ آخِرَ مَا كَلَّمَهُمْ هُوَ عَلَى مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَأَبَى أَنْ يَقُولَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَا وَاللَّهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ مَا لَمْ أُنْهَ عَنْكَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى فِيهِ
Ketika menjelang kematian Abu Thalib, datanglah Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam dan didapati di samping Abu Thalib ada Abu Jahal bin Hisyam dan Abdullah bin Abi Umayyah bin Mughirah. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda kepada Abu Thalib: “Pamanku, ucapkanlah Laa ilaha illa Allah, suatu kalimat yang aku akan bersaksi di hadapan Allah ta’aala untuk melindungimu”. Maka Abu Jahal dan Abi Ummayyah berkata: “Hai Abu Thalib, apakah engkau tidak suka dengan agama nenek-moyang kita Abdul Muthallib?” Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam terus mengajak Abu Thalib mengucapkan kalimat tauhid. Dan kedua orang itupun terus mengucapkan kalimat mereka. Sehingga akhir ucapan Abu Thalib adalah ucapan mereka bahwa ia tetap mengikuti agama Abdul Muthallib (menyembah berhala/agama kemusyrikan) dan ia enggan mengucapkan Laa ilaha illa Allah. Maka bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Demi Allah ta’aala, akan kumintakan ampunan Allah ta’aala atasmu selagi Allah ta’aala tidak melarangnya… lalu Allah ta’aala turunkan surah At-Taubah ayat 113.” (HR Bukhary 5/146)
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ
وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
”Tiadalah sepatutnya bagi Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah ta’aala) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.” (QS At-Taubah ayat 113)
Bagi seorang yang kafir satu-satunya perkara yang ia perlukan ialah mendapat hidayah iman dan Islam. Sebab bila ia hidup tanpa iman dan Islam maka apapun yang ia lakukan di dunia menjadi sia-sia saja. Allah ta’aala tidak akan memberi penilaian apapun atas kebaikan apapun yang dilakukan seorang manusia jika ia melakukannya tanpa iman. Maka jika seorang muslim mendoakan teman kerjanya atau tetangganya atau saudaranya non-muslim hendaknya hanya satu yang ia doakan: agar si non-muslim memperoleh hidayah sehingga masuk Islam.
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآَيَاتِ رَبِّهِمْ
وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا
”Katakanlah, "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.” (QS Al-Kahfi ayat 103-105)
Adapun syarat kedua, doakanlah orang kafir selagi mereka masih hidup. Jangan terlambat mendoakan mereka ketika mereka telah mati dalam kekafiran. Sedangkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam saja dilarang Allah ta’aala mendoakan bapa saudaranya yang sangat ia cintai, Abu Thalib, agar memperoleh ampunan Allah ta’aala. Hal ini terjadi sesudah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam berusaha mengajak Abu Thalib masuk Islam saat menghadapi sakaratul-maut.
لَمَّا حَضَرَتْ أَبَا طَالِبٍ الْوَفَاةُ جَاءَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَجَدَ عِنْدَهُ أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي أُمَيَّةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي طَالِبٍ يَا عَمِّ قُلْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ كَلِمَةً أَشْهَدُ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ فَقَالَ أَبُو جَهْلٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي أُمَيَّةَ يَا أَبَا طَالِبٍ أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَلَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْرِضُهَا عَلَيْهِ وَيَعُودَانِ بِتِلْكَ الْمَقَالَةِ حَتَّى قَالَ أَبُو طَالِبٍ آخِرَ مَا كَلَّمَهُمْ هُوَ عَلَى مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَأَبَى أَنْ يَقُولَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَا وَاللَّهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ مَا لَمْ أُنْهَ عَنْكَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى فِيهِ
Ketika menjelang kematian Abu Thalib, datanglah Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam dan didapati di samping Abu Thalib ada Abu Jahal bin Hisyam dan Abdullah bin Abi Umayyah bin Mughirah. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda kepada Abu Thalib: “Pamanku, ucapkanlah Laa ilaha illa Allah, suatu kalimat yang aku akan bersaksi di hadapan Allah ta’aala untuk melindungimu”. Maka Abu Jahal dan Abi Ummayyah berkata: “Hai Abu Thalib, apakah engkau tidak suka dengan agama nenek-moyang kita Abdul Muthallib?” Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam terus mengajak Abu Thalib mengucapkan kalimat tauhid. Dan kedua orang itupun terus mengucapkan kalimat mereka. Sehingga akhir ucapan Abu Thalib adalah ucapan mereka bahwa ia tetap mengikuti agama Abdul Muthallib (menyembah berhala/agama kemusyrikan) dan ia enggan mengucapkan Laa ilaha illa Allah. Maka bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Demi Allah ta’aala, akan kumintakan ampunan Allah ta’aala atasmu selagi Allah ta’aala tidak melarangnya… lalu Allah ta’aala turunkan surah At-Taubah ayat 113.” (HR Bukhary 5/146)
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ
وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
”Tiadalah sepatutnya bagi Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah ta’aala) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.” (QS At-Taubah ayat 113)
Saturday, August 21, 2010
DEME TAK SENANG HATI ...CUBA NAK KACAU LAGI....
Khutbah: K’jaan negeri nafi nama Lim ganti Agong
Kerajaan negeri Pulau Pinang menafikan sekeras-kerasnya bahawa nama Ketua Menteri Lim Guan Eng menggantikan nama Yang di-Pertuan Agong dalam khutbah Jumaat yang dibaca di beberapa masjid di negeri itu.
Exco Hal-Ehwal Agama negeri, Abdul Malik Abul Kassim berkata siasatan awal mendapati ianya tidak berlaku kerana teks khutbah Jumaat, yang disediakan oleh Jabatan Agama Islam negeri, tidak menggunakan nama Lim.
Katanya, hanya orang yang tidak waras sahaja yang akan menggantikan nama Yang di-Pertuan Agong dalam khutbah Jumaat.
Abdul Malik berkata, beliau telah membuat siasatan awal dan mendapati kejadian itu tidak berlaku seperti yang didakwa oleh Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi yang juga pengerusi perhubungan Umno negeri.
Abdul Malik menjelaskan, teks khutbah yang disediakan oleh Jabatan Agama Islam Pulau Pinang (JAIPP) tidak menggantikan nama Yang di-Pertuan Agong dengan nama Lim, seperti yang didakwa.
“Dan kalau mereka tidak baca teks sekalipun, saya percaya hanya orang yang tidak waras sahaja yang akan ganti nama Yang di-Pertuan Agong dalam khutbah,” katanya lagi.
Tambahnya, dakwaan itu juga tidak menyebut dengan jelas masjid yang terbabit, sebaliknya hanya menamakan kawasan Permatang Pauh, Jelutong dan Tasek Gelugor.
Ditanya lanjut, beliau berkata kerajaan negeri tidak akan mengambil tindakan lanjut atas dakwaan itu kerana “tidak timbul isu.”
“Isu ini sengaja diada-adakan, sebab sememangnya tiada isu. BN yang sengaja wujudkan isu ini,” katanya lagi ketika dihubungi Malaysiakini hari ini.
Abdul Malik juga berkata, sekiranya Ahmad Zahid mempunyai maklumat mengenai kejadian tersebut, beliau hendaklah membuat laporan supaya dakwaan tersebut dapat disiasat.
“Kalau dia ada maklumat, sepatutnya dia buat laporan kepada kerajaan negeri, atau kepada polis atau kepada pejabat mufti, bukannya pergi beri kenyataan kepada media,” katanya lagi.
Sementara itu, bercakap dalam satu sidang media pagi ini, Abdul Malik juga berkata kerajaan negeri serta JAIPP tidak menerima sebarang arahan lisan mahupun bertulis untuk menukar nama tersebut dalam teks khutbah.
Beliau juga tidak menolak kemungkinan bahawa sesetengah jawatankuasa masjid menggunakan isu tersebut untuk mensabotaj kerajaan negeri.
Tuesday, August 17, 2010
AL-FATIHAH...ISTERI PESURUHJAYA PAS PERAK KEMBALI KE RAHMATULLAH
BARU SEBENTAR TADI..2.20 PTG (7 RAMADHAN 1431H) ISTERI PESURUHJAYA PAS PERAK IAITU USTAZAH RAFEAH BT RAMLI TELAH KEMBALI KE RAHMATULLAH..
SEMOGA ALLAH MENCUCURI RAHMAT KE ATAS ROH BELIAU..
.TAKZIAH DIUCAPKAN BUKAN SAHAJA KEPADA KELUARGA AL-FADHIL PESURUHJAYA MALAH SELURUH AHLI PAS PERAK KHUSUSNYA...KAMI DI DEWAN MUSLIMAT PAS GOPENG SANGAT TERASA AKAN KEHILANGAN USTAZAH RAFEAH YANG MERUPAKAN PIMPINAN KAWASAN SEMASA BELIAU SIHAT DAHULU...
JENAZAH AKAN DISOLATKAN DI MASJID RAJA NAZRIN.RAPAT JAYA TAMBAHAN MALAM INI SELEPAS ISYA'.
AL-FATIHAH.
SEMOGA ALLAH MENCUCURI RAHMAT KE ATAS ROH BELIAU..
.TAKZIAH DIUCAPKAN BUKAN SAHAJA KEPADA KELUARGA AL-FADHIL PESURUHJAYA MALAH SELURUH AHLI PAS PERAK KHUSUSNYA...KAMI DI DEWAN MUSLIMAT PAS GOPENG SANGAT TERASA AKAN KEHILANGAN USTAZAH RAFEAH YANG MERUPAKAN PIMPINAN KAWASAN SEMASA BELIAU SIHAT DAHULU...
JENAZAH AKAN DISOLATKAN DI MASJID RAJA NAZRIN.RAPAT JAYA TAMBAHAN MALAM INI SELEPAS ISYA'.
AL-FATIHAH.
Tuesday, August 10, 2010
KECOH DI KOMTAR PULAK !!!!
Penganjur tidak bayar sewa punca masalah di Komtar
August 9, 2010
PULAU PINANG, 9 Ogos: Para peniaga bazaar Ramadhan di Komtar tidak boleh berniaga tahun ini ekoran dari tindakan penganjur bazar itu tidak membayar sewa kepada Lembaga Pembangunan Pulau Pinang (PDC) walaupun telah mengutip yurannya dari peniaga.
Demikian dijelaskan oleh Ketua Menteri Pulau Pinang, Lim Guan Eng dalam laman komuniti Twitternya.
“Mengapa penganjur tak bayar PDC wang sewa yang dkutip daripada 27 peniaga Melayu? Bazar Ramadan tunggu bayar sewa.Tahun depan deal terus dengan peniaga,” tulis beliau dalam twiiternya.
Sementara itu, beliau juga berkata, satu surat kelulusan telah dikeluarkan kepada penganjur iaitu Persatuan Peniaga Komtar melalui naib pengerusinya yang bernama Ghani.
Utusan Malaysia, media Umno, hari ini menyiarkan di muka depannya laporan kononnya kerajaan negeri Pulau Pinang menyekat peniaga Melayu membuka bazar Ramadhan di Komtar.
Laporan bertajuk “Melayu terus ditindas” itu jelas cuba memainkan isu perkauman terhadap kerajaan negeri Pulau Pinang pimpinan Lim Guan Eng itu.
Ekoran itu, Guan Eng menyifatkan ia satu lagi siri mempermainkan isu perkauman terhadap kerajaan negeri Pulau Pinang.
Sebelum ini, akhbar yang sama memainkan isu seorang peniaga Melayu yang mempertahankan kedainya yang dibina di atas pokok dari dirobohkan oleh pihak berkuasa tempatan.
Guan Eng menjelaskan, tidak ada isu ia kedai Melayu atau tidak. Isunya adalah keselamatan kerana ia dibina di atas pokok, kata beliau.
DOA UNTUK SAHABAT..
Pada hari Ahad baru-baru ini ana dan suami berkesempatan menziarahi Ustazah Rafeah di Hospital Raja Permaisuri Bainun (wad 2C). Sebaik sahaja menatap wajah ustazah, tanpa dapat dihalang terus sahaja air mataku bergenang ..sayu melihat ujian berat yang ditanggung oleh ustazah. Keadaan beliau begitu lemah sekali..hanya Allah sahaja tempat diserahkan segala-galanya.
Terdapat ramai sekali para muslimat dan muslimin yang menziarahi beliau. Turut hadir semasa itu adalah Timbalan Ketua Dewan Muslimat PAS Gopeng, Puan Maznah Ismail dan suami. Ramai lagi yang tak dapat disebutkan nama semuanya di sini..berkesempatan bertemu dengan sahabiah seperti kak Faridah Che Leh, Kak Halimah (Cikgu Manja) dan lain-lain.
Yang pastinya tetamu yang datang berziarah tidak putus-putus dan sentiasa penuh bertukar ganti. Semoga Allah mengurniakan kesabaran dan kebaikan kepada Ustazah Rafeah di dunia dan akhirat. Tak lupa juga kepada Pesuruhjaya PAS Perak, suami tercinta beliau yang setia dan sabar menemani isteri yang disayangi....semoga diberikan kekuatan dan ketabahan menghadapi dugaan ini..
Ya Allah, Engkau peliharalah keluarga ini dan kurniakanlah RahmatMu kepada mereka.
Terdapat ramai sekali para muslimat dan muslimin yang menziarahi beliau. Turut hadir semasa itu adalah Timbalan Ketua Dewan Muslimat PAS Gopeng, Puan Maznah Ismail dan suami. Ramai lagi yang tak dapat disebutkan nama semuanya di sini..berkesempatan bertemu dengan sahabiah seperti kak Faridah Che Leh, Kak Halimah (Cikgu Manja) dan lain-lain.
Yang pastinya tetamu yang datang berziarah tidak putus-putus dan sentiasa penuh bertukar ganti. Semoga Allah mengurniakan kesabaran dan kebaikan kepada Ustazah Rafeah di dunia dan akhirat. Tak lupa juga kepada Pesuruhjaya PAS Perak, suami tercinta beliau yang setia dan sabar menemani isteri yang disayangi....semoga diberikan kekuatan dan ketabahan menghadapi dugaan ini..
Ya Allah, Engkau peliharalah keluarga ini dan kurniakanlah RahmatMu kepada mereka.
Friday, August 6, 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)