August 28, 2009
"Ilmu pengetahuan dapat membuat seorang budak menjadi seorang raja," itulah nasihat yang disampaikan oleh Mahmoud Abdul Rauf, mantan bintang National Basketball Association (NBA) yang kini menjadi imam masjid yang dibangunnya sendiri di Gulport, Mississipi.
Malam itu, di lantai dua masjidnya, Abdul Rauf memberikan ceramah di hadapan para jemaah yang kebanyakan remaja dalam acara makan malam dan penggalangan dana untuk sekolah Islam masjid tersebut. Dalam ceramahnya, dia berpesan pada anak-anak muda Muslim untuk menegakkan Islam di manapun mereka berada dan menuntut ilmu sebanyak mungkin.
"Kita senantiasa melihat pendidikan sebagai bekal untuk mencari kerja demi keamanan finansial. Tapi kita melupakan tujuan utama pendidikan yang seharusnya menjadi bekal bagi seseorang agar bisa bertahan dalam kehidupan," kata Abdul Rauf.
Ia membandingkan pendidikan Barat yang berasaskan sekularisme, memisahkan antara negara dengan agama. Menurutnya, pendidikan dalam Islam harus mencakup segala aspek kehidupan. "Umat Islam tidak boleh menyingkirkan agamanya ke dalam 'kloset'," ujar Abdul Rauf.
Pada kesempatan itu, dia menguraikan hasil kajian yang dilakukan oleh para profesor di Universitas Harvard dan Universitas Yale. Hasil kajianitu menunjukkan bahawa anak-anak Afrika memiliki bakat lebih cepat menangkap pelajaran. "Sejarah membuktikan bahawa orang-orang Afrika dan Muslim adalah para penemu disiplin ilmu moden seperti algebra dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya," tutur Abdul Rauf.
Ketika masih menjadi bintang di NBA, Abdul Rauf pernah menimbulkan kontroversi kerana tidak mahu berdiri saat diperdengarkan lagu kebangsaan. Menurutnya, sikap itu adalah pengejewantahan dari agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. "Saya memanfaatkan kontroversi itu sebagai alat untuk menjelaskan pada orang lain tentang agama saya," tukas Rauf.
Pada akhirnya, dia berhasil meyakinkan banyak orang untuk menghormati nilai-nilai dan prinsip yang dianutnya. Mereka menghormati Rauf dan bahkan dalam banyak hal mengikuti langkah yang dilakukan Rauf. Secara khusus, dia berpesan pada anak-anak Muslim yang bersekolah di sekolah publik dan bukan sekolah Islam, agar dapat mengambil posisi sebagai pemimpin agar melakukan pendekatan seperti yang dilakukannya, terutama bagi mereka yang non-Muslim.
"Kita harus belajar tentang sejarah kita, memahami masa yang sedang kita jalani dan menyiapkan masa depan kita," pesan Rauf.
Abdul Rauf adalah mantan bintang NBA yang bermain untuk kelab basket Denver Nugget dari tahun 1990-1995. Ia adalah bintang lapangan bagi pasukannya dan memenangkan penghargaan sebagai pemain yang paling kaya improvisasinya pada tahun 1993.
Rauf kemudian pindah ke kelab basket Sacramento Kings lalu ke kelab Vancouver Grizzlies. Dia membawa kemenangan bagi pasukannya tahun 1994 dan 1996. Setelah itu, Rauf memutuskan untuk meninggalkan lapangan bola keranjang dan mulai giat berdakwah. Ia membangukan masjid di kota kelahirannya di Gulport, Mississipi dan menjadi imam di masjidnya. (ln/tsm.media)
sumber
Malam itu, di lantai dua masjidnya, Abdul Rauf memberikan ceramah di hadapan para jemaah yang kebanyakan remaja dalam acara makan malam dan penggalangan dana untuk sekolah Islam masjid tersebut. Dalam ceramahnya, dia berpesan pada anak-anak muda Muslim untuk menegakkan Islam di manapun mereka berada dan menuntut ilmu sebanyak mungkin.
"Kita senantiasa melihat pendidikan sebagai bekal untuk mencari kerja demi keamanan finansial. Tapi kita melupakan tujuan utama pendidikan yang seharusnya menjadi bekal bagi seseorang agar bisa bertahan dalam kehidupan," kata Abdul Rauf.
Ia membandingkan pendidikan Barat yang berasaskan sekularisme, memisahkan antara negara dengan agama. Menurutnya, pendidikan dalam Islam harus mencakup segala aspek kehidupan. "Umat Islam tidak boleh menyingkirkan agamanya ke dalam 'kloset'," ujar Abdul Rauf.
Pada kesempatan itu, dia menguraikan hasil kajian yang dilakukan oleh para profesor di Universitas Harvard dan Universitas Yale. Hasil kajianitu menunjukkan bahawa anak-anak Afrika memiliki bakat lebih cepat menangkap pelajaran. "Sejarah membuktikan bahawa orang-orang Afrika dan Muslim adalah para penemu disiplin ilmu moden seperti algebra dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya," tutur Abdul Rauf.
Ketika masih menjadi bintang di NBA, Abdul Rauf pernah menimbulkan kontroversi kerana tidak mahu berdiri saat diperdengarkan lagu kebangsaan. Menurutnya, sikap itu adalah pengejewantahan dari agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. "Saya memanfaatkan kontroversi itu sebagai alat untuk menjelaskan pada orang lain tentang agama saya," tukas Rauf.
Pada akhirnya, dia berhasil meyakinkan banyak orang untuk menghormati nilai-nilai dan prinsip yang dianutnya. Mereka menghormati Rauf dan bahkan dalam banyak hal mengikuti langkah yang dilakukan Rauf. Secara khusus, dia berpesan pada anak-anak Muslim yang bersekolah di sekolah publik dan bukan sekolah Islam, agar dapat mengambil posisi sebagai pemimpin agar melakukan pendekatan seperti yang dilakukannya, terutama bagi mereka yang non-Muslim.
"Kita harus belajar tentang sejarah kita, memahami masa yang sedang kita jalani dan menyiapkan masa depan kita," pesan Rauf.
Abdul Rauf adalah mantan bintang NBA yang bermain untuk kelab basket Denver Nugget dari tahun 1990-1995. Ia adalah bintang lapangan bagi pasukannya dan memenangkan penghargaan sebagai pemain yang paling kaya improvisasinya pada tahun 1993.
Rauf kemudian pindah ke kelab basket Sacramento Kings lalu ke kelab Vancouver Grizzlies. Dia membawa kemenangan bagi pasukannya tahun 1994 dan 1996. Setelah itu, Rauf memutuskan untuk meninggalkan lapangan bola keranjang dan mulai giat berdakwah. Ia membangukan masjid di kota kelahirannya di Gulport, Mississipi dan menjadi imam di masjidnya. (ln/tsm.media)
sumber
No comments:
Post a Comment